Sabtu, 29 Desember 2018

"Nightcrawler" dan Kelamnya Dunia Jurnalistik


Seringkali dalam dunia jurnalistik kita mendengar istilah 'kontributor.' Namun, apa sebenarnya maksud dari kata tersebut? Di Indonesia sendiri, kontributor dapat diartikan sebagai suatu sebutan bagi para wartawan yang bekerja secara kontrak dan bukan merupakan anggota tetap dari suatu lembaga pers.

Namun, apakah dengan menjadi seorang kontributor, terutama bagi yang bukan berlatarbelakang dari bidang kejurnalistikan, dapat bertanggungjawab untuk mempertahankan idealismenya? Karena seorang wartawan dapat dikatakan sebagai profesional jika mampu menyeimbangkan antara tuntutan idealisme maupun kebutuhan komersil.

Film yang dirilis pada tahun 2014 ini menceritakan kisah tentang Louis Bloom (Jake Gyllenhaal), seorang yang sedang mencari pekerjaan, tetapi selalu ditolak orang. Hingga akhirnya memulai bisnis sebagai kru kamera lepas, yang tugasnya mengambil gambar peristiwa-peristiwa kejahatan. Tugasnya tidak gampang, karena ia harus menjadi yang pertama sampai di TKP, bahkan kalau bisa sebelum polisi datang dan harus bisa mendapatkan sudut pandang yang bagus.

Hasil gambar untuk nightcrawler 2014 still
Jake Gylenhaal dalam "Nightcrawler". (C) 2014 Bold Films/OpenRoad Films

Ia mempunyai klien tetap, yaitu Nina (Rene Russo), yang bertugas mengarahkan program. Berniat serius terhadap bisnis barunya, Lou menyewa seorang pria bernama Rick (Riz Ahmed) sebagai asisten. Lambat laun Lou semakin berambisi menjadi sukses, hingga mulai berbuat “curang” terhadap musuh, rekan, hingga polisi.

            Dari hasil menonton film Nightcrawler, saya akan mencoba untuk menganalisa film ini dengan menggunakan teori Agenda Setting dan Framing serta pelanggaran elemen jurnalisme yang menjadi cerita dalam film ini.


Ø  Agenda Setting

Hasil gambar untuk rene russo nightcrawler
Rene Russo di "Nightcrawler". (C) 2014 Bold Films/Openroad Films
Di dalam film ini, penonton ditunjukkan bahwa KWLA News tempat Louis Bloom menjual rekamannya memiliki standar dan tujuan tertentu dalam menyuguhkan berita yang akan mereka tayangkan. Hal ini ditunjukkan pada salah satu adegan saat Louis sedang melakukan percakapan dengan Nina, sang news director di stasiun TV tersebut:

Well, that's only part of it. We like crime. Not all crime. Carjacking in Compton, for example. That isn't news, now is it? We find our viewers are more interested in urban crime creeping into suburbs. What that means is a victim, or victims, preferably well-off and white, injured at the hands of the poor or a minority.”

Dari percakapan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa KWLA News memiliki sebuah goal, yaitu mendapatkan lebih banyak perhatian pemirsa dan meraup keuntungan lebih banyak, serta mendongkrak rating acara mereka. Hal ini mereka lakukan dengan menyesuaikan konten acara/berita dengan minat para penonton: kejahatan di sekitar kota maupun pinggiran kota.

Ø  Framing

Jika agenda setting adalah sebuah konsep dalam memanipulasi pesan tertentu terhadap para penerima pesan, maka framing adalah cara penyajian dari pesan tersebut agar penerima pesan dapat menerima informasi seperti yang diharapkan. Dalam film ini, dapat dibuktikan dengan salah satu adegan berikut ini:



Setelah percakapan tersebut berakhir, penonton ditunjukkan suatu tindakan pemelintiran isi berita ataupun fakta di lapangan yang dilakukan oleh para news anchor saat menjelaskan tentang kasus tersebut.



Ø  Pelanggaran elemen jurnalisme

Berikut adalah sembilan elemen jurnalistik yang perlu dipatuhi oleh jurnalis dan seluruh pihak yang terlibat dalam jurnalisme:

Sumber: Google Images


Dalam film Nightcrawler, Louis Bloom dan Nina Romina telah melanggar beberapa prinsip ataupun elemen jurnalisme yang ada. Adapun elemen yang dilanggar adalah sebagai berikut:

1.     Menyampaikan kebenaran: Nina Romina sebagai news director KWTV News memelintir kasus “Horror House”, dari (yang kenyataannya) perampokan narkoba menjadi sebuah pembunuhan satu keluarga yang menebar terror.



2.     Komprehensif dan proporsional: Louis Bloom ditunjukkan telah berulang kali memanipulasi footage yang ia dapatkan sebelum diberikan kepada pihak lain. Hal ini ia lakukan untuk kepentingan pribadinya. Selain itu, dalam suatu kesempatan Louis tidak melakukan pencarian informasi lebih dalam karena lebih mementingkan eksklusivitas dari footage yang ia rekam.

3.     Mengikuti hati nurani: Hal ini ditunjukkan dengan tindakan Nina Romina yang, dengan tanpa beretika dan tanggungjawab moral, tetap ingin menggunakan sebagian besar footage kasus “Horror House” yang sangat eksplisit dan graphic. Hal ini ia lakukan demi mengejar rating acara tersebut dan mendapatkan banyak viewer.

Berpegang teguh pada etika dan idealisme adalah suatu kewajiban bagi seorang jurnalis. Namun, pada perjalanannya pekerjaan ini tak luput dari kepentingan komersil maupun suatu pihak yang memiliki tujuan tertentu. "Nightcrawler" adalah salah satu dari banyak contoh yang mencoba untuk merefleksikan unsur kelam dari kegiatan jurnalisme yang ada di sekitar kita.